Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Singkat Tentang Manisnya Iman
Selasa, 19 November 2019

Khutbah Jumat Singkat Tentang Manisnya Iman ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 18 Rabbi’ul Awwal 1441 H | 15 November 2019 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat Tentang Manisnya Iman

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya iman itu memiliki rasa, yaitu rasa manis di dada. Akan tetapi tidak setiap manusia/tidak setiap orang yang menyatakan dirinya beriman, dia merasakan manisnya iman. Karena orang yang merasakan manisnya iman, Allah akan berikan kelezatan didalam ibadah dan ketaatannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ

“Ada tiga perangai, siapa yang tiga perangai ini ada pada seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman.” Yang pertama:

مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا

“Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya.”

 وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ

“Dan ia mencintai orang lain, ia cintai karena Allah.”

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Dan ia tidak mau kembali kepada kekafiran, tidak mau kembali kepada dunia yang gelap, sebagaimana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” (HR. Muslim)

Inilah, saudaraku..

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa siapapun orang yang memiliki tiga perangai ini, dia akan mendapatkan manisnya iman di dadanya, kelezatan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang pertama yaitu, Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, lebih ia cintai daripada anak-anaknya, lebih ai cintai daripada hartanya, lebih ia cintai dari segala-galanya. Karena sesungguhnya ia sadar bahwasanya ia adalah milik Allah dan bahwasanya Allah yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan. Dan kenikmatan yang paling besar adalah nikmat hidayah. Maka ia pun mencintai Allah atas karunia yang Allah berikan kepadanya, ia cintai Allah karena sifat-sifat Allah yang luar biasa sangat sempurna, sehingga ia pun tunduk dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Cinta itulah yang akan memberikan kepada dia kekuatan untuk menaati Allah. Karena orang yang mencintai sesuatu, ia akan semangat untuk meraih sesuatu tersebut. Orang yang mencintai harta, ia akan semangat meraih harta. Orang mencintai kedudukan ia akan semangat untuk meraih kedudukan. Maka orang yang mencintai Allah dan RasulNya, ia semangat kepada ketaatan kepada Allah dan RasulNya dan tidak semangat kepada kemaksiatan.

Maka kita lihat diri kita, tentang ucapan kita bahwasanya kita mengaku bahwa kita mencintai Allah dan RasulNya. Apakah sudah jujur ucapan kita dimana kita menyatakan cinta kita kepada Allah? Bagaimana semangat kita kepada ketaatan? Kalaulah kita mencintai Allah, mencintai RasulNya, kita akan semangat kepada ketaatan-ketaatan. Kita semangat kepada shalat, kita semangat untuk melaksanakan perintah Allah berupa puasa Ramadhan, kita semangat untuk menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bahkan ia cintai semua perintah Allah dan RasulNya itu melebihi segala-galanya.

Ummatal Islam,

Cinta bukan hanya sebatas di mulut. Akan tetapi cinta itu hakikatnya adalah ittiba‘ dengan cara mengikuti Allah dan RasulNya. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّـهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّـهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Katakan, jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku (yaitu Rasulullah), niscaya Allah akan ampuni kalian dan cintai kalian.” (QS. Ali Imran[3]: 31)

Ini disebut -kata Ibnu Katsir- sebagai ayat ujian bagi setiap orang yang mengaku bahwa dirinya beriman kepada Allah dan mencintai Allah. Allah mengatakan, “Jika kalian mencintai Allah, hendaklah kalian mengikuti Rasulullah.” Karena orang yang menyatakan bahwasanya dia cinta kepada Allah, maka realisasinya adalah dengan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bukan dengan cara kita berbuat bid’ah dengan mengada-ngada ibadah yang tidak pernah disyariatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Akan tetapi dengan cara ittiba’, mengikuti sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Setiap ibadah yang telah jelas ada perintahnya dari Rasulullah ia jalankan. Tapi kalau tidak ada perintahnya, ia tidak lakukan. Karena ia tahu bahwasanya ibadah itu hak Allah, bukan hak dirinya. Hak Allah! Allah ingin diibadahi sesuai dengan apa yang Allah cintai dan ridhai. Bukan sesuai dengan selera-selera kita. Maka ia tidak berani mengamalkan suatu ibadah yang tidak jelas dalilnya. Karena sesungguhnya itulah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasul kita yang mulia ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada diatasnya perintah kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa yang membuat-buat, mengada-ngada sesuatu yang bukan berasal dari urusan kami (yaitu agama kami ini), maka ia akan tertolak.” kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Maka saudaraku,

Mencintai Allah dan RasulNya dengan cara kita berusaha semangat menjalankan perintah Allah, menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tentang Manisnya Iman

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Kemudian perangai yang kedua:

وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ

“Ia mencintai seseorang karena Allah.” Bukan karena kepentingan-kepentingan dunia, bukan karena ikatan-ikatan yang sifatnya dunia. Sebagian orang mencintai karena ikatan partai atau karena ikatan lembaga atau karena ikatan yayasan atau karena ikatan organisasi, semua itu -wallah- bukan cinta karena Allah.

Seseorang mencintai karena hartanya, mencintainya karena kedudukannya, itu semuanya bukan cinta karena Allah. Siapa yang cintanya bukan karena Allah, kelak dihari kiamat akan bermusuhan dengannya. Allah berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ ﴿٦٧﴾

Orang-orang yang berkasih sayang karena dunia, pada hari kiamat akan menjadi musuh satu sama lainnya, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zukhruf[43]: 67)

Orang-orang yang bertaqwa, yang cinta mereka karena Allah, karena ketaatan, karena ketaqwaan, karena ketundukannya kepada Allah dan RasulNya, semakin dia melihat seseorang yang sangat taat kepada Allah, semakin dia mencintainya.

Perangai yang ketiga, saudaraku sekalian..

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ

“Ia tidak mau kembali lagi kepada kekafiran.”

Ia tidak mau kembali kepada dunianya yang gelap terdahulu, sebagaimana ia tidak mau dilemparkan ke dalam api. Karena ia sudah merasakan nikmatnya hidayah, dia sudah merasakan nikmatnya hijrah, dia sudah merasakannya nikmatnya ketaatan. Maka tidak akan pernah ia menjual lagi nikmat hidayah tersebut walaupun dengan uang ataupun harta sepenuh bumi.

Ummat Islam,

Inilah tiga perangai, siapa yang tiga perangai ini ada pada diri seseorang -kata Rasulullah- maka ia akan merasakan manisnya iman.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

Download mp3 Khutbah Jumat Singkat Tentang Manisnya Iman

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47953-khutbah-jumat-singkat-tentang-manisnya-iman/